Thomas Jane sedang naik daun dengan serial HBO-nya Hung yg bercerita soal seorang pelatih basket yg banting setir jadi gigolo demi sesuap nasi. Acara ini sukses berat dikarenakan kegantengan Thomas dan nuansa seks. Thomas dulu terkenal setelah bermain film Deep Blue Sea, The Punisher, dan The Mist. Tanpa malu, Thomas mengaku dia pernah miskin dan terpaksa menjadi gigolo GAY. Aktor 42th itu tanpa malu mengakui kehidupan masa lalunya yg kelam sebagai GIGOLO GAY dengan Los Angeles Times.
"Dulu aku miskin di LA. Tak punya rumah. Tak punya uang. Aku tinggal di dalam mobil. Waktu usiaku 18, aku ke Santa Monica dan membiarkan seorang pria membelikanku sandwich. Kamu tau kan maksudku? Hey, kamu tinggal di kota besar sebagai artis. Susah menolak seks."
Meski kehidupan seks Thomas mulanya penuh homoseksualitas, belakangan dia sadar di HETEROSEKS. "Sebagai pemuda miskin di kota besar, aku bereksperimen dengan identitas seksualku. Tapi aku belakangan memilih heteroseksualitas karena DNA dan GENku mendikte aku suka lawan jenis. Aku tahu aku str8 setelah aku ngeseks dengan wanita. Seperti kata ibuku, kmau tak tahu kamu suka makanan apa sampai kamu sudah mencicipi keduanya."
"GENku heteroseks." |
Kalo Thomas Jane itu aktor Indonesia, dijamin kisah hidupnya akan diputarbalikkan dan dimuat dalam acara2 religi seperti Solusi Life soal gigolo gay yg 'bertobat' dengan sengaja menghapus bagian2 relevan seperti fakta si Thomas itu aslinya memang hetero. Thomas bisa jadi hetero karena dia HETERO, BUKAN gay. Mau dipaksa berhomoseks seribu kalipun, dia tetap hetero. jadi, bagi gay-in-denial yg merasa kisah Thomas Jane adalah kisah religi 'pertobatan gay', silahkan saja menyiksa diri. It's your life, anyway.
ANALISA KASUS
******************
Kesaksian Thomas Jane merobohkan hasutan kaum beragama bahwa sekali kamu berhomoseks, kamu akan ketularan 'dosa homoseks' seolah gay itu penyakit menular. Thomas, buktinya, berhomoseks berkali2 tapi belakangan yakin bahwa dia heteroseks sejati. Dia sendiri berkata dia punya GEN heteroseks, makanya dia tak mungkin jadi gay.
Thomas Jane BEDA dengan pria gay. Berhubung dia hetero seks dari 'sononya', ketika penisnya menyentuh vagina, dia meraih kenikmatan sejati, tanpa paksaan, tanpa pura2, alami. Nah, kalo pria gay (berhubung dia punya GEN GAY - yg masih disebut rekayasa oleh kaum beragama), lihat payudara saja sudah mual, apalagi penis ditusukkan ke vagina. Lebih menderita lagi kalo si gay itu bottom: mempenetrasi sesama pria saja dia gak nafsu, apalagi mempenetrasi vagina!
Seorang pria gay sejati butuh paksaan/bantuan untuk ngeseks dengan wanita. Biasanya, si gay akan mematikan lampu. Dengan demikian dia bisa membayangkan sedang ML dng pria. Ada lagi yg mabuk2an dulu, agar dia lupa derita berheteroseks. Ada lagi yg beralasan suka menyodomi pantat wanita krn lebih sempit. Meski dia berejakulasi, rasa nikmatnya itu tidak senikmat saat dia berhomoseks. Vagina bukan benda mistis, TIDAK BISA merubah gay jadi hetero (kecuali si 'gay' sebenarnya biseks atau heteroseks yg linglung macam Thomas Jane).
Selama kaum beragama mendikte gay itu dosa, kaum wanita selamanya juga akan diinjak2 haknya. Diperalat oleh GAY. Pria hetero pun harus gigit jari, wanita idamannya direbut GAY. Entah kapan lingkaran setan ini baru bisa putus.... RIP hak asasi wanita....
No comments:
Post a Comment