Pada zaman dahulu kala, di saat Katolik berkuasa secara absolut, kaum Yahudi, GAY, wanita (penyihir), bahkan kaum non Katolik (Protestan dan agama lain) menjadi target pembasmian. Mereka2 ini dicap pendosa dan harus dibunuh. Khusus untuk gay dan penyihir, mereka dibakar hidup2. Tapi ada kalanya juga, praktek main hakim ditemukan.
Dagu dan kepala si wanita REMUK dipaku 20 KALI atas nama agama! |
Di Itali, baru2 ini ditemukan tengkorak wanita berusia 800 tahun. Dagunya HANCUR dipaku TUJUH PAKU. Dan juga ada TIGABELAS PAKU menancap di kepalanya! Melihat parahnya kondisi tengkorak korban dan menilik usianya, arkeologis Alfonso Forgione memastikan bahwa wanita ini korban Inquisition zaman pertengahan.
Wanita berpaku itu dikuburkan secara tidak layak. Jenazahnya dibuang bagaikan binatang, tanpa peti mati, bahkan tanpa kain kafan. Ditemukan juga paku2 lain disekeliling pakaiannya. Hal itu untuk memastikan bahwa sang 'penyihir' takkan bisa bangkit dari kematian jika pakaiannya terpaku di tanah.
Selain itu ditemukan pula tengkorak wanita lain yg dikubur bersama 17 dadu. Di zaman itu, dadu diharamkan untuk dimainkan oleh wanita. Angka 17 juga merupakan angka sial di Itali.
Wanita malang: "Jangan bunuh aku! Aku tidak bersalah!" |
Meski para korban dikubur bagai binatang, tulang2 mereka digali dari tanah milik GEREJA! Hal ini berlawanan dengan praktek Inquisition di mana para pendosa diharamkan dikubur di 'tanah suci'. Para ahli berteori bahwa korban2 malang itu merupakan anak orang kaya sehingga keluarganya bisa menyuap.
Dua tahun lalu, di Itali juga (dekat Venice) sempat ditemukan tengkorak wanita zaman pertengahan dengan batu besar yg DIPAKSA masuk ke dalam mulutnya. Wanita itu semasa hidup diduga sebagai vampir. Ada kepercayaan, jika batu besar mengganjal mulut vampir, vampir tak bisa menghisap darah dan akan mati. Tapi masalahnya, vampir itu tidak nyata. Alangkah tragisnya si wanita itu dibunuh dengan cara keji seperti itu.
Korban2 kekejaman agama di zaman pertengahan Eropa
Piombino, lokasi tengkorak wanita berpaku
No comments:
Post a Comment