Psikolog bodoh: "Kami bisa sembuhkan gay. Jangan ragu bayar kami! Kami untung, kamu TEKOR!" |
Bahkan di Amerika Serikat, masih banyak psikolog yg berani berontak dari ilmunya. Meski mereka sadar gay itu bukan penyakit, iman Kristennya berkata lain. Mereka ngotot menawarkan terapi konversi dari gay ke hetero karena "tuhan" yg seharusnya maha pengasih ternyata benci homoseks. Meski TIDAK ADA bukti satu pun, terapi itu pernah berhasil sepanjang sejarah, mereka tidak kapok! bedanya dengan Indonesia, organisasi2 psikolog and HAM gencar MEMBURU para psikolog homofobik! Kalo tertangkap, IZIN PRAKTEK DICABUT !!! Kalo di Indonesia, malah terbalik! Psikolog homofobik bodoh bisa tenar masuk tv tiap kali ada kasus kriminal gay dan kebanjiran klien gay yg ngotot "sembuh". Edan!
Itulah yg diperjuangkan kaum gay Portland. Mereka kompak menentang terapi konversi gay. Kaum gay dibantu organisasi Southern Poverty Law Center (SPLC) dan badan HUKUM Beth Allen. Mereka memburu psikolog dan psikiater yg berani menyimpang dari ilmunya. SPLC membuat situs untuk kaum gay yg terjebak psikolog homofobik agar mereka bisa berbagi cerita soal MALPRAKTIK gay.
Sudah ada 2 badan psikolog/psikiater yg kena razia SPLC dan Beth Allen. Mereka adalah Oregon Psychiatric Assosiation (OPA). Secara mengejutkan, American Psychiatric Assosiation (APA) juga kena razia!!! Padahal organisasi ini mengumumkan gay bukan penyakit tapi tetap saja ada pegawainya yg menyimpang. Gara2 satu pegawai, semua kena cekal. Kedua organisasi dituduh melakukan malpraktik pada gay bernama Max Hirsh (22). Februari 2011, Max mulanya mencari psikiater krn depresi. Tapi bulan Agustus dia keluar saat mengetahui psikiater memaksanya ikut terapi konversi. Max memang gay tapi dia kesal saat ke-gay-annya dijadikan kambing hitam dan dia dipaksa "sembuh".
Jubir SPLC - Christine P Sun - berkata "Terapi konversi gay adalah PELANGGARAN PALING MENGERIKAN dalam etika kedokteran! Kaum gay yg mencari terapi rentan dikibulin dokter. Dokter berusaha memperbaiki apa yg TIDAK RUSAK. Kami menuntut agar OPA dan APA menghentikan malpraktek yg dilakukan anggota2nya."
APA sendiri pernah mengeluarkan peringatan satu dekade lalu tentang BAHAYA TERAPI KONVERSI. "Resiko terapi ini sangat besar! Meliputi depresi, cemas, dan tindakan melukai diri sendiri. Semua gara2 para terapis mendukung homofobia." Sayangnya, banyak psikiater APA nekad melanggar krn terhasut agama homofobik. Mereka berpikir, tuhan pasti benar, sains itu cuma kentut.
Korban malpraktik dari psikiater homofobik, Max Hirsh berkata "Dokter beretika harus hormat apda pasien. Tapi dokter ini malah menduh aku "bukan" gay yg sesungguhnya. Dia menjelek2an gay di depanku. Sebagai gay, aku sangat terhina oleh dokterku sendiri."
Wayne Besen dari Truth Wins Out juga menentang psikiater/psikolog homofobik. "Pola yg sangat mengkhawatirkan dari terapi ini adalah fakta bahwa terapis selalu MEMAKSAKAN KEHENDAKNYA (bahwa gay itu penyakit dan pasien wajib "sembuh"). Pasien malah akan semakin trauma. Terapis bukannya menolong pasien, malah semakin MERUSAK kondisi pasien!"
Bagaimana dengan psikolog/psikiater Indonesia yg ngotot gay itu disorientasi, penyimpangan, preferensi, penyakit, dll? Kalo kalian di Amerika Serikat, kalian sudah dituntut atas tuduhan MALPRAKTIK, tau ?!
No comments:
Post a Comment