Terapi "Kesembuhan" Gay Dikecam

Meski gay sudah terbukti normal dan alami, kaum homofobik tak terima. Banyak psikolog yg nekad mengkhianati ilmu mereka dengan mempromosikan terapi gay. Bahkan di Indonesia, banyak orang memaksa gay untuk "berobat" ke psikolog. Organisasi psikolog/psikiater Indonesia tak ada yg berani/berminat memberi penyuluhan yg benar soal gay. Mereka membiarkan orang Indonesia terhasut bahwa gay itu penyakit. Psikolog lokal cuma melihat UANG. Justru, kalo ada gay Indonesia yg ngotot sembuh, psikolog bisa kebanjiran uang. Bodohnya, si pasien tak bisa sembuh krn gay bukan penyakit! Secara teknis, kelakuan seperti itu adalah MALPRAKTEK. Kalo di Amerika, beda lagi. Organisasi2 kesehatan berani mengecam mereka yg percaya gay itu penyakit. Seperti PAHO - Pan American Health Organization.

"Gay bukan penyakit. Kalo disembuhkan, bisa MEMBUNUH si gay!"

PAHO adalah pecahan dari WHO untuk benua Amerika. Jadi organisasi ini lumayan berpengaruh dan takkan sembarangan berbicara. Jubir PAHO berkata bahwa terapi gay itu BERBAHAYA! Bukan saja pasien tak bisa "sembuh", nyawa pasien bahkan bisa terancam!

"Terapi gay harus dihentikan. Dan harus diberi hukuman keras di bawah bendera hukum," kata Mirta Roses Periago. "Terapi yg katanya bisa mengubah gay menjadi hetero sebenarnya adalah PELANGGARAN KODE ETIK KEDOKTERAN - juga melanggar HAM. Padahal semua itu dilindungi oleh perjanjian internasional."

Mirta berkata terapi gay juga tak membawa hasil. "Karena homoseksualitas bukan penyakit, maka tidak per;u disembuhkan. Juga tidak ada indikasi medis untuk perubahan orientasi seksual. Terapi gay dikenal dengan terapi reparasi atau konversi. Terapi macam itu MENGANCAM KESEHATAN bahkan NYAWA!"


PESAN UNTUK PSIKOLOG/PSIKIATER HOMOFOBIK
***************************************************
Psikolog/psikiater Indonesia yg berpendapat gay itu penyakit dan harus disembuhkan, seharusnya merasa malu!!! Kalian melanggar kode etik kedokteran dan juga melakukan malpraktek! Kalian mengkhianati ilmu kalian sendiri. Jelas2 gay bukan penyakit, malah dibilang penyimpangan, pilihan, bahkan disorientasi. Kalian memalukan nama Indonesia dan profesi kalian. Mendingan kalian jadi dukun saja...