Tongqi atau "istri-homo" adalah sebuah fenomena yang kini merebak di daratan China. Seksolog Lin Yinhe memperkirakan ada sekitar 20 juta pria gay di sana dan 80% di antaranya menikah dengan wanita akibat tekanan homofobik dari pemerintah dan juga masyarakat.
Pernikahan adalah neraka rancangan GAY untuk sebagian wanita |
37,6% istri itu mengaku diberikan "silent treatement" alias dicuekin total oleh suami gay. 38,7% dipukuli. Bahkan 15% hampir dibunuh! Dari total 93% istri malang itu mengaku pernikahan mereka adalah suatu kemalangan nan tragis. Mereka juga merasa hidup ini sudah tidak ada artinya lagi! Astaga... betapa mirisnya... Sayangnya, hanya 31% yang berani bercerai. Sisanya bertahan karena tekanan ekonomi serta demi anak-anak mereka.
Dalam hal seks, 40,5% istri-homo mengaku mereka hanya disetubuhi kurang dari 5x dalam 6 bulan. 31,4% mengaku TIDAK mendapat jatah seks sama sekali!
Parahnya lagi, 15% istri itu mempunyai suami gay dengan HIV AIDS! 26,6% dari para istri itu selalu mengetes kesehatan dirinya karena takut tertular. 12% malah terjangkit HIV dari suami gay mereka!!!
ANALISA KASUS
***********************
Perlu diketahui, China berbeda dengan Indonesia. Di Indonesia, alasan utama homofobia adalah ajaran agama Islam dan Kristen. Kalo di China, alasan homofobia adalah tradisi keturunan dari anak laki-laki, juga komunisme. Bisa dibayangkan, betapa tragisnya masa depan negara China, akibat homofobia.
Gara-gara tradisi keturunan, bahwa nama kelaurga harus dibawa oleh anak laki-laki, - dan juga program paksa KB 1-anak - populasi China timpang. Banyak keluarga lebih menginginkan anak laki-laki. Kalo semua laki itu heteroseks, sudah pasti banyak yang tidak mendapat jodoh. Eh, ditambah dengan laki-laki gay yang berebut wanita (demi kehormatan keluarga). Masa depan China sungguh miris....
Entah di mana letak otak pemerintah China... Jika mereka tidak bertindak dengan membuka pikiran dan menerima gay, China bisa runtuh karena populasi akan menyusut drastis. belum lagi dengan ledakan populasi GAY krn gen gay terus diturunkan sementara gen heteroseks distop.
Ini pun bisa menjadi masa depan Indonesia! Hampir setiap minggu, saya menerima komen curhatan dari para pembaca Gay Talk yang merupakan wanita. Mereka minta saran, dukungan moral, mengenai bf mreka atau suami yang dicurigai gay. Entah sampai kapan para wanita sedunia bisa terlepas dari belenggu keangkuhan homofobia!
Mungkin harus ada "Kartini-gay" yang berani memproklamasikan, "Cukup sudah! Agama, jangan paksa pria gay menikahi lawan jenis. Gay, jangan jadi pengecut. Karena kami wanita tak mau dinikahi gay!"
No comments:
Post a Comment