Gay Yahudi yg rela menderita di bawah tekanan Jerman |
Kisah hidup Gad sungguh patut dicontoh oleh semua gay. Demi boyfriend-nya, Gay rela menyamar jadi anggota Pemuda Hitler dan masuk ke kamp konsentrasi untuk membebaskan boyfriend-nya, Manfred Lewin. Sayang, Manfred menolak kabur dengan alasan dia tak mau berpisah dari keluarganya (yg juga ditahan). Manfred belakangan dideportasi ke Auschwitz di mana pria gay itu merenggang nyawa di sana.
Gad, bersama sesama pemberontak, membebaskan tahanan2 Yahudi tapi naas dia dikhianati oleh sesama Yahudi yg sudah disuap Nazi. Gad ditangkap. Untungnya, dia dibebaskan pasukan Sekutu saat Jerman kalah. Gad sempat tinggal di Israel sejak th 1947 tapi kembali ke Jerman th 1979.
Ged yg baru saja merayakan ultah ke 89 kini telah meninggal dunia akibat usia tua. Boyfriendnya yg telah hidup bersamanya selama 35 tahun - Julius Laufer hanya bisa berduka. Sebelum mati, Gad sempat berujar: "Hanya Steven Spielberg yg boleh memfilmkan kisah hidupku: maafkan aku"
PESAN MORAL
******************
Gay Indonesia seharusnya malu! Dibanding Gad Beck, hidup kita tergolong sentosa. Gad juga dikutuk agamanya sendiri krn dia gay. Ditambah pula, Gad terancam ditangkap polisi karena gay termasuk tindakan kriminal. Semua diperparah saat Hitler ingin membasmi Yahudi. Bayangkan, kesulitan hidup Gad! Tapi semua itu tidak membuatnya berhenti mengakui jati dirinya. Dia bahkan rela membahayakan nyawanya membebaskan bf-nya!
Dibanding Gad, apa kesulitan yg dialami gay Indonesia? Tapi banyak gay Indonesia yg tega menipu wanita dengan alasan malu jadi gay, mau "berbakti" pada agama dan ortu, dan segudang alasan munafik lain. Lebay banget! Kesulitan hidup kita masih jauh lebih ENTENG dibanding Gad! Satu kata untuk gay-in-denial Indonesia, MEMALUKAN!
No comments:
Post a Comment