Jun Lin, gay China yg dibantai psikopat kanibal biseks Luka Magnotta |
Orangtua Jun Lin tak bisa berkata2. Putra tercinta mereka mati dijagal Luka Magnotta. Meski shok mengetahui Jun Lin ternyata gay, nampak kedua orangtua itu masih menyayangi Jun Lin. Logikanya, kalo mereka jijik akan homoseksualitas Jun Lin, mereka takkan sudi datang ke Kanada untuk mengklaim jasad Jun Lin. Bandingkan dengan kasus Ahmed Yildiz, gay Turki yg dibantai ayah kandungnya. TIDAK ada seorang relasi pun yg sudi mengklaim jasad Ahmed hanya krn dia GAY.
Bayangkan tangis ortu Jun Lin melihat jasad putranya yg tak berkepala |
Hingga saat ini, polisi Kanada masih belum menemukan kepala Jun Lin. Diduga kepala alamrhum juga dipaketkan lewat pos. Kini tinggal menunggu siapa yg "beruntung" kebagian "paket cinderamata" itu. Dada korban ditemukan di tong sampah di tempat kos Luka. Satu kaki muncul di kantor Partai Konservatif Kanada. Satu tangan berhasil dicegat di gudang pos. Sementara 1 kaki dan 1 tangan lainnya masing2 ditemukan di 2 sekolah berbeda.
Semasa hidup, Jun Lin dikenal sebagai sosok ramah yg menyukai kucing. Almarhum juga rajin bekerja sebagai kasir, tak pernah bolos. Jun Lin datang ke Kanada demi belajar teknik insinyur dan komputer sains. Tanpa diketahui orangtuanya, Jun Lin punya agenda lain datang ke Kanada: demi mencari kebebasan sebagai seorang gay. Saat Jun Lin akan pergi ke Kanada, dengan ceria dia mengetik di internet "Aku akan ke Kanada!" pada tgl 10 Mei 2010/
Luka Magnotta kini sednag diekstradisi. Pengacara Luka (yg ditunjuk pengadilan) - Evelyn Ascher - menolak berkomentar.
"Aku ganteng sekali. Aku seksi. Dan aku psikopat." |
No comments:
Post a Comment