PASTA Homofobik

Homofobia menjadi irrelevan saat manusia ngotot menempelkan label itu pada benda mati. Di AS, ada ayam goreng homofobik Chick-Fil-A gara2 sang pemilik yg notabene beragama Kristen ngotot bahwa Yesus benci gay. Di Italia, ada pasta homofobik Barilla!

"Pastaku cuma untuk kaum hetero. Kaum gay makan pasta sebelah saja."

Guido Barilla, pemilik perusahaan yg dikelola secara pribadi itu, dihujat karena berani menghujat gay. Dalam wawancara radio, Guido berkata, "Kami takkan pernah memasukkan gay dalam iklan kami karena kami lebih suka keluarga tradisional. Kalo gay tak suka, mereka bisa makan pasta orang lain saja."


Guido bersembunyi di balik kebebasan berpendapat. "Semua orang berhak melakukan apa yg mereka mau asal tidak mengganggu orang lain. Saya tak punya rasa hormat pada adopsi oleh keluarga gay karena melibatkan manusia yg tak punya hak memilih."

Gay Italia bangkit menghujat Guido beramai-ramai. Berbagai produk Barilla diboikot, mulai dari pasta Voiello sampai Misko. Guido TERPAKSA minta maaf pada 26 Sep 2013 !!! (baru tau rasa nih ye...) "Saya minta maaf kalo komenku disalahartikan. Saya cuma mau menandaskan peran penting kaum wanita dalam keluarga."


KONSUMEN GAY ITU PENTING
********************************
Sayangnya, banyak produsen masih anggap enteng konsumen gay. Ada yg ngotot melayani konsumen gay itu dosa di mata Tuhan. Ada pula yg memandang gay sebagai konsumen yg tak berarti. Buktinya? Di Indonesia dan negara2 lain, iklan2 biasanya memajang wanita bahenol. Majalah2 berlabel pria pun lebih suka memajang wanita. Nyaris tidak ada produk yg 100% "dari pria & untuk pria".

Tapi fakta menunjukkan, kaum gay lebih KAYA dibanding kaum heteroseks. Karena gay tak boleh menikah, otomatis penghasilan si gay masuk ke tabungan dan tidak dibebani biaya istri dan anak. Bahkan walaupun si gay itu punya pasangan gay, keduanya malah makin kaya (asal tidak adopsi anak). Itu sebabnya, di barat, banyak pelayaran mewah yg khusus ditujukan untuk pasangan gay. Berlayar itu tidak murah loh!

Fakta juga menunjukkan bahwa karena penghasilan besar, pasangan gay sering membeli barang2 mewah muali dari pakaian modis bermerk, sampai furniture terbaik. Itu sebabnya, sebagian gay suka menjadi disainer interior.