RESENSI FILM - Fluffer

Apa jadinya kalo kamu bertemu dengan bintang porno idolamu? Itulah tema yg diangkat film Fluffer keluaran th 2001. Film ini membuka wawasan tentang seputar pembuatan pornografi, dan dihiasi dengan berbagai penampilan cameo dari para tokoh dunia pornografi. Meski begitu, film ini bukan film semi dan semua aktor utamanya bukan aktor porno.

Sean menyewa video tapi salah ambil. Pria ini langsung sadar dia biseks setelah melihat video porno gay yg dibintangi Johnny Rebel. Insting gay berkobar dan Sean jadi terobsesi, sampai2 dia menyewa semua video Johnny. Dia juga berusaha melamar ke studio gay Men of Janus yg memproduksi film2 Johnny. Sean diterima sebagai kameraman tapi juga merangkap menjadi pegawai biasa. Saat dia bertemu Johnny, Sean merasa impiannya terkabul. Apalagi saat Sean harus merangkap sebagai fluffer dan mendapat kesempatan meng-oral penis Johnny!

Johnny yg nama aslinya adalah Mickey ternyata tak seperti harapan Sean. Johnny ternyata mengaku heteroseks dan punya gf seorang penari striptease. Dia juga ternyata urakan dan suka membuat onar dengan produser. Emosi Sean teraduk2 antara kecewa, cemburu, dan terangsang. Namun dia tau selamanya dia takkan pernah mendapatkan Mickey sebagai bf.

Belakangan, produser tewas terbunuh dan Mickey hilang. Polisi memburu keberadaanya. Sean kaget saat Mickey muncul di dalam mobilnya dan memaksanya untuk membawanya ke Meksiko. Lantas bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Sean bisa mendapatkan cinta gay dari seorang pria heteroseks? Ataukah mereka memang tidak jodoh?

FLUFFER
**********
Dunia pornografi ternyata jauh dari bayangan orang beragama yg pornofobik. Logikanya, membuat film porno seharusnya mudah tapi nafsu birahi ternyata SUSAH didapat! Semua adegan syur dalam film porno adalah hasil edit yg digabung seolah2 para bintangnya terangsang 24jam. Faktanya, banyak aktor pria porno (terutama yg top ~ dalam porno gay) yg butuh bantuan untuk ereksi! Shooting harus berhenti berkali2 agar si aktor bisa masturbasi untuk mengencangkan penisnya. Tedengar aneh, masa dalam shooting film porno, susah banget untuk ereksi? Tapi itulah faktanya. Krn itu, ada istilah FLUFFER.

Fluffer adalah mereka yg dipekerjakan untuk membantu EREKSI para aktor! Biasanya tugas fluffer itu tak ada hubungannya dengan seks. Mereka cuma memastikan lubricant selalu siap sedia. Mereka bahkan jarang menyentuh aktor porno. Tapi ada kalanya, si fluffer dituntut melakukan hal yg lebih seperti meng-oral penis si aktor agar tegang. Setelah tegang, si aktor bisa melanjutkan shooting.


GAY FOR PAY
****************
Faktanya, dunia pornografi hetero dikuasai pria hetero dan mereka cuma ingn melihat wanita berpayudara sebesar melon. Meski dalam semua film porno hetero, pasti ada aktor yg bersetubuh dng aktris, penonton tak ingin melihat pria kekar atau pria berpenis besar. Otomatis, aktor hetero tidak dihargai dan digaji sangat rendah. Dalam dunia gay porno, beda. Seorang aktor dibayar sangat tinggi, apalagi kalo dia rela dipenetrasi. Otomatis banyak pria hetero hijrah ke dunia porno gay demi sesuap nasi dan segenggam berlian. Olehs ebab itu ada istilah Gay4Pay (rela jadi gay demi uang).

Pria hetero sejati biasanya akan menolak adegan gay seks, terutama ciuman. Mereka cuma rela dishoot dalam adegan masturbasi. Kalo pun ada yg rela berhubungan gay seks, gerakan mereka tampak kaku dan dipaksa. Setelah muncul beberapa kali, biasanya si pria akan hilang dari peredaran krn merasa sudah cukup.

Pria biseks beda lagi. Mereka nampak alami di kamera. Mereka tak ragu mencium dan berhubungan gay seks. TAPI pria biseks gay4pay mayoritas menolak disebut gay. Meski faktanya mereka terangsang, mereka ngotot mengaku heteroseks dan ngotot menggandeng wanita di luar shooting. Beberapa contoh biseks gay4pay adalah Chris Rockway (dari Randy Blue), Pavel Novotny (sudah pensiun), dan hampir semua model situs Sean Cody, dll. Dalam film Fluffer, tokoh Mickey tergolong biseks gay4pay.