Pham: "Cantiknya diriku, aw! Bahenol badanku, aw!" |
Selamat untuk Pham! :)
TRANSGENDER DAN PSIKOLOGI
************************************
Dalam dunia psikologi, transgender sebenarnya masih dianggap penyakit hingga detik ini. Keputusan itu diambil krn fakta bahwa semua transgender merasa terlahir SALAH KELAMIN. Pham Le Quynh Tram misalnya mengaku dia gembira bisa hidup dng kelamin yg sebenarnya (ganti kelamin). Padahal faktanya, Pham terlahir dng penis, bukan vagina. Sebagian psikolog menilai transgender adalah kaum yg enyangkali dirinya - serupa dng gay-in-denial yg menayngkali homoseksualitasnya. Bedanya, transgender mengoperasi badannya agar terlihat "normal" sementara gay-in-denial menikahi wanta dng harapan vagina bisa "menormalkan" dirinya. Semua penyangkalan itu SAKIT JIWA dalam kamus psikologi.
Lantas kenapa transgender dibela kalo masih resmi dinyatakan penyakit? Karena transgender itu serupa dng gay. Secara teknis, kalo jenis kelamin aslinya diperhitungkan, transgender juga penyuka sesama jenis. Bedanya, gay nyaman mengaku "Ya, aku suka sesama jenis!" sementara trasngeder mengaku "Tidak, aku bukan gay. Tapi aku terlahir dng kelamin yg salah!" Demi solidaritas, transgender pun dimasukkan dalam istilah GLBT: Gay Lesbian Biseks Transgender.
Hingga kini, banyak transgender berjuang demi haknya. Beberapa waktu lalu, organisasi psikolg sempat didemo transgender yg menuntut agar transgender dihaps dari daftar penyakit jiwa, sama seperti gay/lesbian, krn tarnsgender tidak merasa sakit jiwa.
No comments:
Post a Comment